Flash News
Diberdayakan oleh Blogger.
Mail Instagram Pinterest RSS
Siapa Romadhon?

Sukses Menjadi Guru Wali kelas


Oleh: Romadhon AS

Menemani Kepala Dinas Pendidikan Kota Malang Dalam Penilaian UKS di Kota Malang

Guru SD memiliki keunikan sendiri dibanding menjadi guru di SMP atau SMA. Menjalani profesi guru SD dituntut memiliki kemampuan menguasai seluruh mata pelajaran yang diberikan kepada peserta didik. Mekipun harus dikuasai, materi yang diberikan tidak sesukar sebagaimana yang diberikan oleh guru bidang studi. Ini berbeda dengan guru bidang studi SMP maupun SMA yang dituntut untuk menguasai mata pelajaran yang diampunya. Hal itulah yang menjadikan guru SD juga merangkap jadi guru wali kelas.
Ketika guru SD ditunjuk menjadi guru wali kelas oleh kepala sekolah, tentunya tidak boleh diterima begitu saja tanpa persiapan dan wawasan yang matang. Perlu adanya kesiapan mental dan wawasan yang harus ditata agar menjadi guru SD yang sekaligus menjadi guru wali kelas, dijalani dengan sepenuh hati dan menyenangkan. Guru wali kelas setidaknya memiliki dua peran yang sangat penting dalam mendukung kegiatan pembelajaran siswa, yang meliputi: pertama, sebagai motivator, Guru wali kelas harus dapat memotivasi siswa dalam belajar setiap saat. Terkadang memang banyak ditemui saat menjelang siang hari, kegairahan belajar siswa menurun, entah karena lapar, mengatuk dan sebagainya. Ini yang menjadi siswa menjadi bergurau melampaui batas sehingga membuat suasana kelas menjadi bising. Ada juga yang terkadang mengantuk sehingga mengganggu kenyamanan siswa lain dalam belajar.
Melihat situasi yang demikian, guru yang baik tidak boleh larut dalam kemarahan. Guru harus bisa memotivasi siswa agar konsentrasi kembali kepada kegiatan pembelajaran. Misalnya dengan memberikan nasehat dan sugesti positif kepada siswa-siswanya.
Kedua, sebagai fasilitator pembelajaran. Di era modern ini, kegiatan pembelajaran tidak lagi didominasi oleh guru. Itu artinya, pembelajaran harusnya melibatkan partisipasi penuh dan aktif dari seluruh siswa yang hadir dikelas. Oleh karena itu, menjadi guru wali kelas harus tanggap terhadap kebutuhan belajar siswa. Antara siswa dengan yang lain memiliki berbagai kebutuhan belajar siswa yang berbeda. Ada yang memiliki keinginan untuk diajar dengan santai, ada pula siswa yang belajar dengan mengerjakan tugas (resitasi) dan sebagainya.
Kondisi tersebut, harus disikapi secara arif serta meresponya dengan positif. Meski terkesan merepotkan karena harus mengetahui kebutuhan belajar siswa satu per satu, tetapi itu tidak menghalangi guru untuk menjalankan peran sebagai fasilitator dengan sebaik-baiknya. Guru sebagai fasilitator memiliki makna bahwa ia harus siap melayani kebutuhan belajar siswa dengan baik.
Caranya dengan memetakan setiap kebutuhan belajar siswa untuk kemudian melayani kebutuhan belajar siswa tersebut dengan mengimplementasikan strategi pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik mereka. Dua peran ini menjadi kunci kesuksesan dalam menjalani profesi guru wali kelas.
Disinilah kebutuhan kiat-kiat agar ketika kita menjadi guru wali kelas, akan merasa nyaman dan menghayati peran yang diberikan kepala sekolah tersebut.
Beberapa kiat agar guru wali kelas dapat memainkan peranya dengan baik, antara lain: pertama, ciptakan ruang komunikasi yang memungkinkan setiap saat siswa mampu menyalurkan uneg-unegnya. Membuka ruang komunikasi selebar mungkin adalah akar dalam mengurai permasalahan pembelajaran yang dialami siswa. Sebab, dengan mengetahui terlebih dahulu permasalahan di kelas akan memudahkan penanganan terhadap masalah yang akan muncul.
Kedua, ciptakan kelas yang nyaman dan menyenangkan. Untuk mencapai kondisi tersebut, kelas harus dikelola dengan melibatkan partisipasi siswa untuk menjaga kenyamanan dan kebersihan kelas. Guru perlu mengorganisasi siswa dengan memberikan peran dan wewenang masing-masing untuk menjaga kebersihan kelas dan merapikan bangku-bangku kelas apabila terlihat kurang sedap dipandang mata.
Dua kiat saran itu diharapkan dapat menjadi motivasi bagi seluruh guru SD yang merangkap guru wali kelas untuk mencintai profesinya sekaligus mendedikasikan hidupnya untuk keberhasilan siswa-siswanya di masa yang akan datang.*