Pengertian Aksi Massa
Aksi massa adalah suatu
metode perjuangan yang mengandalkan kekuatan massadalam menekan
pemerintah/pengusaha untuk mencabut atau memberlakukan kebijakan yang tidak
dikehendaki massa. Aksi massa merupakan bentuk perjuangan aktif
dalam rangka merubah kebijakan yang tidak sesuai dengan kehendak massa,
oleh karena aksi massa mengambil bentuk yang paling dekat dengan
dinamika sosial yang berjalan dalam masyarakat.
Latar Belakang Psiko-Sosiologis
Aksi Massa
Dorongan terpokok yang melahirkan
aksi massa adalah keinginan massa akan perubahan. Tidak
bisa dipungkiri bahwa demonstrasi mahasiswa, aksi rakyat, dan gerakan lain dari
kelompok kepentingan dalam rangka mewujudkan mimpi perubahan. Manusia mempunyai
kebutuhan-kebutuhan mendasar yang harus mendapatkan pemenuhannya. Secara
sosiologis ada tiga kategori kebutuhan: 1] Kebutuhan biologis/primer, yaitu
kebutuhan manusia terhadap hal-hal yang berkaitan langsung dengan jasmani
manusia. Tergolong kebutuhan ini adalah makanan dan minuman, pakaian, bernafas
dan istirahat, dan lain-lain. 2] Tergolong kebutuhan sosial, yaitu kebutuhan
yang mendukung terpenuhinya kebutuhan biologis/primer. Tergolong kedalam
kebutuhan ini adalah pendidikan, rekreasi, komunikasi, hubungan sosial, dan
lain-lain. 3] Kebutuhan spiritual, yaitu kebutuhan-kebutuhan yang menyangkut
kerinduan manusia akan hal-hal yang bersifat kerohanian, supranatural, dan
metafisik. Misalnya kebutuhan akan shalat, kebaktian, klenteng, dan lain-lain
Setiap manusia memiliki ketiga jenis
kebutuhan tersebut, karenanya dalam pemenuhannya harus diatur supaya tidak
terjadi penumpukan dan benturan. Peraturan mutlak diperlukan untuk tujuan
keseimbangan dalam masyarakat. Peraturan atau hukumlah yang menentukan batasan
antara hak dan kewajiban antara manusia yang satu dengan manusia lainnya. Dalam
kehidupan sosial pranata diperlukan untuk mengatur tata kehidupan antar manusia
dalam masyarakat. Pranata sosial menjadi kebutuhan bersama dan karena itu pula
harus disepakati bersama serta dilaksanakan secara konsisten secara
bersama-sama pula
Namun demikian, walaupun perwakilan
yang duduk pada institusi (trias politika dalam istilah Montesqueu) dipilih
rakyat, tidak mustahil dapat terhindar dari penyimpangan terhadap
aturan-aturan, membuat aturan untuk kepentingannya sendiri dan kelompoknya,
mempertahankan kelangsungan kekuasaan dan mempertahankan status quo. Kelemahan
utama dari sistem demokrasi adalah fasifnya rakyat dalam kebijakan, seolah
rakyat hanya terlibat dalam pemilihan umum semata. Kehilangan kepercayaan
terhadap institusi pemerintah inilah yang menimbulkan jalan lain perjuangan
aspirasi, yaitu jalan ekstra parlementer yang sering mengambil bentuk
aksi massa atau demonstrasi.
Bentuk-Bentuk Aksi Massa
Aksi massa dikenal dalam
berbagai bentuk sesuai dengan target dan sasaran aksi. Di lihat dari aktivitas,
aksi massa dibedakan dalam dua bentuk, yaitu aksi aksi statis dan
aksi dinamis. Aksi statis adalah aksi massa yang dilakukan pada satu
titik tertentu dari awal hingga aksi berakhir. Aksi dinamis adalah aksi yang
dimulai dari titik kumpul tertentu lalu berpindah sesuai dengan sasaran aksi:
1] Rapat akbar, 2] Rally/long march, 3] Mimbar bebas, 4] Panggung kesenian,
dll. Hampir tidak ada aksi massa yang berjalan spontan. Umumnya
aksi massa dipersipkan secara matang, mulai dari
kekuatan massa yang akan terlibat, perangkat aksi, isu dan tuntutan
serta institusi yang dituju.
Tahapan-Tahapan Aksi Massa
Persiapan
Gagasan untuk melakukan
aksi massa biasanya lahir dari adanya syarat objektif bahwa
isntitusi/lembaga berwenang tidak tanggap terhadap persoalan yang dihadapi
rakyat. Oleh karena itu diperlukan adanya tekanan (pressure) massa untuk
mendorong persoalan rakyat menjadi perdebatan luas dan terbuka di intra
parlemen maupun dimuka pendapat umum (public opinion) di luar parlemen.
Semua hal yang berkaitan dengan tekanan mengandalkan
kekuatan massa harus dipersiapkan sehingga dapat berjalan optimal.
Persiapan aksi massa berjalan dalam lingkaran-lingkaran diskusi yang
diorientasikan mampu memunculkan:
Isu/ Tuntutan
Isu atau tuntutan yang akan diangkat
dalam aksi massa harus dibicarakan dan diperdebatkan. Penentuan isu
sangat penting karena akan memberi batasan gerak secara keseluruhan dari proses
aksi massa di lapangan.
Prakondisi aksi
Prakondisi aksi adalah aktivitas
yang dilakukan sebelum aksi massa berlangsung. Pra kondisi tersebut
biasanya dalam bentuk aksi penyebaran selebaran, penempelan poster, grafiti
action, dst. Tujuan pra kondisi aksi adalah untuk mensosialisasikan rencana
aksi massa beserta isu/tuntutannya, serta memanaskan situasi pada
sasaran kampanye atau sasaran aksi.
Perangkat aksi massa
Perangkat aksi adalah mbagian kerja
partisipan aksi massa. Perangkat aksi massadisesuaikan dengan
kebutuhan, biasanya diperlukan perangkat sebagai berikut:
1. Koordinator
Umum. Pemimpin umum dan penanggungjawab umum massa aksi.
Kordum berfungsi sebagai pengendali utama jalannya aksi. Semua panitia aksi
harus tunduk pada keputusan kordum saat aksi berjalan.
2. Koordinator
lapangan. Korlap bertugas memimpin aksi di lapangan, berhak
memberikan instruksi kepada peserta aksi/ massa. Keputusan untuk memulai
ataupun membubarkan/mengakhiri aksi massa ditentukan oleh korlap.
Korlap hendaknya orang yang mempunyai kemampuan agitasi, propaganda, orasi dan
komunikatif.
3. Wakil
koordinator lapangan. Wakorlap adalah pembantu korlap di
lapangan dan berfungsi sama dengan korlap.
4. Divisi Acara.
Divisi acara bertugas menyusun acara yang berlangsung pada saat
aksi massa dan bertugas mengatur dan mengemas jalannya acara
agar massatidak jenuh.
5. Orator. Orator
adalah orang yang bertugas menyampaikan tuntutan-tuntutan aksimassa dalam
bahasa orasi, serta menjadi agitator yang membakar semangatmassa.
6. Humas dan
Jaringan Aksi. Perangkat aksi yang bertugas menyebarkan seluas-luasnya
perihal aksi massa kepada pihak-pihak berkepentingan, terutama pers.
7. Negosiator,
berfungsi sesuai dengan target dan sasaran aksi. Misalnya pendudukan gedung
DPR/DPRD sementara target tersebut tidak dapat tercapai karena dihalangi aparat
keamanan, maka negosiator dapat mendatangi komandannya dan melakukan negosiasi
agar target aksi dapat tercapai. Karenanya seorang negosiator hendaknya
memiliki kemampuan diplomasi.
8. Mobilisator.
Bertugas memobilisasi massa, menyerukan kepada massa untuk
bergabung pada aksi massa yang akan digelar. Kerja
mobilisasi massaberlangsung sebelum aksi dilaksanakan.
9. Kurir.
Berfungsi sebaga penghubung ketika sebuah aksi massa tidak bisa
dipastikan hanya dimanfaatkan oleh satu komite aksi atau kelompok saja. Bisa
jadi pada saat bersamaan komite aksi lainnya sedang menggelar aksi massa,
menuju sasaran yang sama. Oleh karena karena itu untuk menghindari terjadinya
kesalahpahaman diperlukan fungsi kurir untuk menghubungkan kedua atau lebih
komite aksi yang menggelar acara yang sama. Selain itu kurir juga berfungsi
menjembatani komi aksi-komite aksi agar terjadi penyatuan massa atau
aliansi taktis di lapangan. Dalam hal ini kurir bertugas memberikan laporan
pada korlap perihal aksi massa yang dilakukan komite aksi lain.
10. Advokasi. Perbenturan antara
kedua massa dengan aparat keamanan perlu dihindari, akan tetapi jika
hal itu terjadi dan berakhir dengan penangkapan terhadap
aktivis massa diperlukan peran tim advokasi yang bertugas membela dan
memberikan perlindungan hukum terhadap korban.
11. Asisten
teritorial/keamanan/sweaper/dinamisator lapangan. Sering terjadi aksi masa
radikal menjadi aksi massa anarkis karena emosi terpancing untuk
melakukan tindakan destruktif. Antisipasi, terhadap kecenderungan semacam ini
dilakukan dengan melengkapi aksi massa dengan perangkat asisten
teritorial (aster). Aster atau disebut juga keamanan atau sweaper bertugas
mencegah terjadinya penyusupan oleh pihak luar yang bertujuan memperkeruh
suasana. Tugasnya mengamati kondisi massa. Selain itu juga aster berfungsi
mengagitasi massadengan yel-yel dan lagu-lagu perjuangan agar
aksi massa tetap tampil semangat.
12. Logistic dan medical rescue.
13. Perangkat logistic bertugas
menyediakan perlengkapan-perlengkapan fisik yang diperlukan dalam
aksi massa seperti spanduk, poster, selebaran, pengeras suara, dan
pernyataan sikap. Sedangkan medical rescue bertugas menyediakan obat-obatan dan
memberikan bantan p3k terhadap masa yang kesehatan fisiknya terganggu ketika
aksi massa berlangsung.
14. Dokumentasi
15. Divisi ini bertugas mengabadikan
penyelenggaraan aksi massa dalam bentuk gambar atau dalam bentuk
tulisan kronologi.
16. Sentral informasi
17. Sentral informasi adalah nomor
telepon yang dijaga oleh seseorang yang bertugas mendapatkan dan memberikan
informasi tentang kondisi masa, situasi lapangan, sampai dengan
informasi-informasi lainya.
Kelengkapan Aksi Massa.
selain kelengkapan struktur berupa
perangkat aksi massa, dibutuhkan pula kelengkapan material yang berupa
instrumen aksi massa.
Ø Poster adalah kertas ukuran lebar
yang bertuliskan tuntutan aksi massadipermukaanya. Poster berisi tuntutan
aksi yang ditulis tebal dengan spidol atau cat agar jelas dibaca
oleh massa ditulis dengan singkat dan jelas.
Ø Spanduk adalah bentangan kain yang
ditulis tuntutan-tuntutan atau nama komite aksi yang sedang menggelar
aksi massa.
Ø Selebaran adalah lembaran kertas
yang memuat informasi agitasi dan propaganda kepada massa yang lebih
luas agar memberikan dukungan terhadap aksi massa.
Ø Pengeras suara adalah perangkat
keras elektronika yang berfungsi memperbesa suara.
Ø Pernyataan sikap/statemen adalah
pernyataan tertulis yang memberikan gambaran sikap massa terhadap
satu kebijakan satu institusi/perorangan dibacakan dibagian akhir proses
aksi massa. Penyusunannya dilakukan oleh humas atau dvisi logistik.
5. Nama komite aksi
Aksi massa meskipun
bersifat temporer, tetap membutuhkan nama sebagai identitas pelaksana kegiatan.
Nama komite aksi harus ditentukan, baik melalui perdebatan pada saat persiapan
aksi massa. Apalagi kalau aksi massamerupakan tindakan bersama dari
beberapa kelompok/orgaisasi, nama komite mutlak dibutuhkan agar tidak terjadi
klaim dan kesalahpahaman antar organisasi.
Nama awal komite aksi yang lazim
dipakai untuk mengidentifikasi diri massa, sebagai berikut:
a. Forum
b. Front
c. Barisan
d. Persatuan
e. Kesatuan
f. Solidaritas
g. Jaringan
h. Aliansi
i. Koalisi
j. Gerakan
k. Pergerakan
l. Himpunan
m. Serikat
n. Komite
o. Liga
p. Gabungan
q. Asosiasi
r. Dewan...dsb
Semua nama diatas sebenarnya
mempuyai hakekat yang satu bahwa komite aksi yang sedang menyelenggarakan
aksi massa mempunyai basis massa yang solid, bersatu, maju,
dan tidak dapat dpecah oleh kekuatan dari luar organisasi komite bersangkutan.
Namun demikian komite aksi yang
profesional persoalan nama sudah tidak menjadi hal penting yang perlu
dibicarakan apalagi diperdebatkan, karena hanya akan memakan waktu yang sia-sia
saja. Beberapa organisasi yang namanya sudah populer dan mapan tak perlu
merumuskan nama komite aksi karena hal yang demikian tidak lagi menjadi
kebutuhan.
A. Massa persiapan aksi
Kehadiran massa dalam
jumlah yang massif dalam aksi massamerupakan faktor yang menentukan
keberhasilan aksi massa. Semakin besar kemampuan aksi suatu komite aksi
dalam hal mobilisasi massauntuk memberikan support akan semakin memberikan
kontribusi positif terhadap aksi massa. Maka pada tahap persiapan
aksi massadipersiapkan perangkat aksi/divisi khusus bekerja memobilisasi
sebelum aksi berlangsung.
B. Target aksi
Target aksi adalah tujuan-tujuan
minimal dan maksimal yang akan diraih dalam aksi massa tersebut.
Misalnya aksi massa dengan target membangun persatuan dan solidaritas
target mengkampanyekan isu/tuntutan, target memenangkan tuntutan dll.
C. Sasaran dan waktu
Mobilisasi massa akan
diarahkan kemana senantiasa dibicarakan dalam pra aksi massa. Instansi
atau lokasi yang dituju disesuaikan dengan isu isi tuntutan yang diangkat. Oleh
karena itu ditentukan pula metode aksi massa yang diterapkan: rally
dari satu titik awal menuju sasaran atau massa langsung memobilisasi
kesasaran tujuan.
Sasaran aksi massa adalah
institusi perwakilan rakyat atau institusi lain yang relevan dengan
tuntutan massa . misalnya : tuntutan aksimassa tentang
pencabutan dwi fungsi ABRI/TNI maka sasaran yang relevan untuk tuntutan
tersebut adalah instansi militer.
Sedangkan waktu aksi ditentukan
berdasarkan kebutuhan yang paling mungkin dengan segala pertimbangan seperi
basis massa, sasaran aksi massa, jika basis massa direncanakan mahasiswa, maka
aksi diselenggarakan pada hari libu mahasiswa, begitu pula dengan sasaran
kantor-kantor pemerintah indonesia aktif dari senin hingga jumat dari pukul
08.00 hingga pukul 14.00 maka aksi tidak menarik jika dilaksanakan diluar waktu
tersebut misalnya pada hari sabtu dan minggu dan tanggal merah lainya.momentum
aksi massa yang jelas sangat menentukan. Aksi pada satu momentum bersejarah akan
membuka kembali memori massa akan satu peristiwa yang tidak dihendaki
terjadi oleh semua. Maka momentum dapat dibagi menjadi 2 yaitu:
a) Momentum
yang dibuat sendiri (ourself made momentum)
Momentum pengajuan tuntutan terhadap
pemerintah untuk mencabut atau mengukuhkan kebijakan saat tertentu yang tidak
ada basis materialnya pada massa lalu, bahwa pernah terjadi suatu
peristiwa penting yang diketahui orang banyak pada hari atau tanggal yang
bersangkutan.
b) Momentum
yang disediakan(privided momentum)
Yaitu saat penyelenggaraan
aksi massa yang dipaskan dengan memperingati satu kejadian pada masa
silam. Misalny aksi massa buruh pada tanggal 1 mei memperingati hari
buruh sedunia.
Aksi massa yang
dilaksanakan pada momentum yang disediakan ini akan dapat mengingatkan
kembali massa luas kepada peristiwa yang tragis atau bahkan
monumental yang pernah terjadi pada masa lalu.
I. Pelaksanaan
aksi massa/ demonstrasi
Pada saat
aksi massa dilakukan, segala tindakan massa di setting
sesuai dengan persiapan yang telah dilakukan para perangkat yang telah diberi
tugas. Semua bekerja sesuai dengan tugas yang telah
disepakati bersama dalam persiapan sebelum
aksi massa digelar.penyimpangan terhadap kesepakatan-kesepakatan yang
telah dibuat bersama akan dikoreksi pada saat forum evaluasi diadakan.
II. Evaluasi
Evaluasi adalah tahap akhir dari
rangkaian aksi massa. Merupakan forum atau wadah tempat mengoreksi
kesalahan-kesalahan atau penyimpangan-penyimpangan yang terjadi dilapangan yang
sebenarnya tidak sesuai dengan setting aksi massa yang telah
disepakati bersama. Evaluasi ini berfungsi melahirka ide-ide baru yang dapat
membagun struktur pemikiran alternatif terhadap pola aksi yang telah
dilaksanakan oleh komite aksi.dialektika pola aksimassa justru dapat terungkap
ketika evaluasi terhadap pelaksanaan aksi masa digelar.
Penutup
Aksi massa atau sering disebut demontsrasi telah
marak di indonesia sejak periode akhir kejayaan rejim soeharto.
Fenomena aksi massa ini tidaklah lahir secara spontanitas belaka, kemunculanya
lebi dilatar belakangi oleh latar belakang sosiologis dan
psikologis massa yang tidak puas terhadap keadaan sosial yang
meligkupinya. Keadaan sosial tersebut disebabkan oleh sistem sosial, ekonomi,
politik dan kompleksitas siste yang lain.