Flash News
Diberdayakan oleh Blogger.
Mail Instagram Pinterest RSS
Siapa Romadhon?

FH UNIKAMA LAWAN TERORISME, HINGGA PERKUAT DASAR NEGARA





Sudah sepekan Negara Indonesia berkabung. Sejak terorisme mengguncang Ibu Kota Jawa Timur, Surabaya. Ini menjadi perhatian publik bukan hanya Nasional namun dunia Internasional. Terorisme sudah menjadi musuh bersama bagi Bangsa ini. Terorisme bisa terjadi kapan dan dimana saja.
Untuk itu, dalam menyikapi fenomena saat ini Senat Mahasiswa Fakultas Hukum (SMF-HUKUM) Universitas Kanjuruhan Malang (Unikama) menggelar Diskusi yang dikonsep FH Lawyer Club yang berlangsung di Aula Sarwakirti (Sabtu/19/5). Kegiatan yang dihadiri BEM FH Se-Malang Raya dan para ketua Orgaisasi Kemahasiswaan (Ormawa) ini mengambil tema 'terorisme merajalela, Indonesia Berduka'. Tema yang sangat memantik situasi bangsa kita akhir-akhir ini, ucap Asep Agustinus Ketua SMF-HUKUM saat mengawali sambutannya.

Mahasiswa semester 4 ini juga menekankan bahwa sebagai mahasiswa tentunya harus menyikapi fenomena kebangsaan dengan akurat dan objektif. Seperti halnya kagiatan hari ini merupakan gagasan yang perlu disikapi dengan cepat. Mengingat kondisi bangsa dalam darurat terorisme, tegasnya. Ia berharap, kehadiran BEM FH Se-Malang Raya juga memberikan kontribusi pemikiran untuk berbagai masalah kebangsaan terutama berkaitan dengan terorisme.

Senada hal itu, Dekan Fakultas Hukum, Dr. Suciati, M.Hum dalam sambutannya, mengingatkan pentingnnya mahasiswa memahami gerakan radikalisme yang bisa saja ada disekitar kita. Sebagai mahasiswa kita mesti meneguhkan kembali nilai-nilai keberagaman dalam kehidupan kampus. Kita jaga kampus kita dari gerakan radikalisme dengan saling bergandengan tangan terutama sesama anak bangsa dalam menjaga persatuan dan kesatuan bangsa, ungkap Ibu berkerudung sebelum membuka acara secara resmi.

Terorisme bukan saja membunuh manusia, ia telah memporakporandakan sendi-sendi kemanusiaan, ungkap Syelvia Ketua BEM FH UNMER saat memberikan argumentasinya dalam diskusi tersebut. Ia juga menambahkan, terjadinya terorisme belakangan ini harus menjadi pelajaran bagi kita. Bisa jadi karena lengah dan tidak peduli dg lingkungan sekitar. Disamping memperkuat regulasi, kita juga perlu kembali pada nilai-nilai pancasila secara komprehensif dalam kehidupan sehari-hari, beber mahasiswa berkerudung ini.

Persoalan terorisme sangat mungkin dipicu karena faktor ekonomi, politik, hukum, dan kesenjangan sosial. Mengingat kondisi bangsa akan menggelar pesta demokrasi serentak tahun ini dan tahun depan, papar Romadhon. S.Pd. M.Pd sebagai moderator untuk memantik peserta diskusi. Berbeda dengan perwakilan UNISMA, Arfan yang mengungkapkan mempercepat pengesahan RUU Terorisme menjadi skala perioritas sebagai langkah preventif kedepan. Serta membangun kesadaran kolektif untuk kembali pada nilai-nilai pancasila juga menjadi penting, imbuhnya.

Sebagai narasumber pembanding, panitia juga mengundang Muhammad Suri, SH, Ia memaparkan, kondisi politik global turut juga menjadi pemicu terjadinya terorisme. Hal ini disinyalir adanya peta kekuatan pihak asing (konstelasi politik global) yang ikut mempengaruhi situasi bangsa indonesia. Pria yang pernah menimba ilmu di Unikama ini juga menegaskan bahwa terorisme terjadi karena kita bangsa Indonesia lagi krisis jiwa nasionalismenya. Dan pemicu krisis ini karena bangsa ini gagal menancapkan doktrinasi Ideologi, falsafah dan landasan paling dasar dalam berbangsa dan bernegara Indonesia yaitu Pancasila dalam jiwa anak bangsa ini. Maka untuk mengatasi persoalan terorisme, kita harus mulai memperbaiki dari hal mendasar dan hakekat tersebut.

Bahkan, sebelum diskusi diakhiri, audiensi menyatakan 'kami rela mati demi pancasila'. Kegiatan diakhiri pernyataan sikap yang diikuti seluruh peserta termasuk BEM FH Se-Malang Raya dan ketua ORMAWA Se-Unikama. Berikut isi pernyataan sikap, antara lain; 1) menolak segala tindakan kekejaman yang mengatasnamakan agama, 2) menolak dengan tegas segala aksi terorisme diwilayah NKRI, 3) mahasiswa Malang Raya siap bersatu membantu pemerintah menjaga NKRI, 4) mahaiswa Malang Raya menyatakan bahwa teroris bukan islam, islam bukan teroris, 5) mahasiswa Malang Raya menyatakan perang terhadap radikalisme, terorisme dan segala macam ancaman terhadap NKRI. (Mr.Dont)