Sudah sepekan Negara Indonesia berkabung. Sejak terorisme mengguncang
Ibu Kota Jawa Timur, Surabaya. Ini menjadi perhatian publik bukan hanya Nasional namun dunia Internasional. Terorisme sudah menjadi musuh
bersama bagi Bangsa ini. Terorisme bisa terjadi kapan dan dimana saja.
Untuk itu, dalam menyikapi fenomena saat ini Senat Mahasiswa Fakultas
Hukum (SMF-HUKUM) Universitas Kanjuruhan Malang (Unikama) menggelar
Diskusi yang dikonsep FH Lawyer Club yang berlangsung di Aula Sarwakirti
(Sabtu/19/5). Kegiatan yang dihadiri BEM FH Se-Malang Raya dan para ketua
Orgaisasi Kemahasiswaan (Ormawa) ini mengambil tema 'terorisme
merajalela, Indonesia Berduka'. Tema yang sangat memantik situasi bangsa
kita akhir-akhir ini, ucap Asep Agustinus Ketua SMF-HUKUM saat
mengawali sambutannya.
Mahasiswa semester 4 ini juga menekankan
bahwa sebagai mahasiswa tentunya harus menyikapi fenomena kebangsaan
dengan akurat dan objektif. Seperti halnya kagiatan hari ini merupakan
gagasan yang perlu disikapi dengan cepat. Mengingat kondisi bangsa dalam
darurat terorisme, tegasnya. Ia berharap, kehadiran BEM FH Se-Malang
Raya juga memberikan kontribusi pemikiran untuk berbagai masalah
kebangsaan terutama berkaitan dengan terorisme.
Senada hal itu,
Dekan Fakultas Hukum, Dr. Suciati, M.Hum dalam sambutannya, mengingatkan
pentingnnya mahasiswa memahami gerakan radikalisme yang bisa saja ada
disekitar kita. Sebagai mahasiswa kita mesti meneguhkan kembali
nilai-nilai keberagaman dalam kehidupan kampus. Kita jaga kampus kita
dari gerakan radikalisme dengan saling bergandengan tangan terutama
sesama anak bangsa dalam menjaga persatuan dan kesatuan bangsa, ungkap
Ibu berkerudung sebelum membuka acara secara resmi.
Terorisme
bukan saja membunuh manusia, ia telah memporakporandakan sendi-sendi
kemanusiaan, ungkap Syelvia Ketua BEM FH UNMER saat memberikan
argumentasinya dalam diskusi tersebut. Ia juga menambahkan, terjadinya
terorisme belakangan ini harus menjadi pelajaran bagi kita. Bisa jadi
karena lengah dan tidak peduli dg lingkungan sekitar. Disamping
memperkuat regulasi, kita juga perlu kembali pada nilai-nilai pancasila
secara komprehensif dalam kehidupan sehari-hari, beber mahasiswa
berkerudung ini.
Persoalan terorisme sangat mungkin dipicu karena
faktor ekonomi, politik, hukum, dan kesenjangan sosial. Mengingat
kondisi bangsa akan menggelar pesta demokrasi serentak tahun ini dan
tahun depan, papar Romadhon. S.Pd. M.Pd sebagai moderator untuk memantik
peserta diskusi. Berbeda dengan perwakilan UNISMA, Arfan yang
mengungkapkan mempercepat pengesahan RUU Terorisme menjadi skala
perioritas sebagai langkah preventif kedepan. Serta membangun kesadaran
kolektif untuk kembali pada nilai-nilai pancasila juga menjadi penting,
imbuhnya.
Sebagai narasumber pembanding, panitia juga mengundang
Muhammad Suri, SH, Ia memaparkan, kondisi politik global turut juga menjadi
pemicu terjadinya terorisme. Hal ini disinyalir adanya peta kekuatan
pihak asing (konstelasi politik global) yang ikut mempengaruhi situasi
bangsa indonesia. Pria yang pernah menimba ilmu di Unikama ini juga
menegaskan bahwa terorisme terjadi karena kita bangsa Indonesia lagi
krisis jiwa nasionalismenya. Dan pemicu krisis ini karena bangsa ini
gagal menancapkan doktrinasi Ideologi, falsafah dan landasan paling
dasar dalam berbangsa dan bernegara Indonesia yaitu Pancasila dalam jiwa
anak bangsa ini. Maka untuk mengatasi persoalan terorisme, kita harus
mulai memperbaiki dari hal mendasar dan hakekat tersebut.
Bahkan,
sebelum diskusi diakhiri, audiensi menyatakan 'kami rela mati demi
pancasila'. Kegiatan diakhiri pernyataan sikap yang diikuti seluruh
peserta termasuk BEM FH Se-Malang Raya dan ketua ORMAWA Se-Unikama.
Berikut isi pernyataan sikap, antara lain; 1) menolak segala tindakan
kekejaman yang mengatasnamakan agama, 2) menolak dengan tegas segala
aksi terorisme diwilayah NKRI, 3) mahasiswa Malang Raya siap bersatu
membantu pemerintah menjaga NKRI, 4) mahaiswa Malang Raya menyatakan
bahwa teroris bukan islam, islam bukan teroris, 5) mahasiswa Malang Raya
menyatakan perang terhadap radikalisme, terorisme dan segala macam
ancaman terhadap NKRI. (Mr.Dont)