PAKRAMADARA-POST--Film yang viral di Youtube 'sexi
killers' terus menjadi perbincangan publik pasca pemilu 17 April 2019 lalu. Tak
terkecuali sekelompok mahasiswa yang tergabung dalam Paguyuban Kreativitas
Mahasiswa Asal Madura (pakramadara) Universitas Kanjuruhan Malang (Unikama)
menggelar Bedah Film Sexi Killers dengan
tema ‘Quo Vadis Kekayaan Alam Kita pasca Pemilu 2019?’ yang
berlangsung di Aula Sarwakirti kampus setempat.
Kegiatan yang dihelat Minggu (21/4) merupakan serangkaian pelantikan pengurus
Pakramadara Unikama ini menghadirkan pembedah (pembicara) dari Akademisi
Unikama, Dr. Vinus Maulina, MM, dan Aktifis Front Nahdliyin untuk Kedaulatan
Sumber Daya Alam (FNKSDA) Malang Raya, Syaiful Anam. Peserta yang hadir dari
berbagai jurusan dan perwakilan Organisasi Daerah (orda) ini dibuka oleh
Pembina Pakramadara, Romadhon, S.Pd.,M.Pd.
Dalam sambutannya, “Romadhon mengatakan, keberlangsungan
sebuah organisasi apapun ada pada komitmen dan konsistensi setiap individu.
Tantangan kita dalam berorganisasi di era Revolusi Industri 4.0 ini butuh daya
inovasi, kreativitas dalam menjalan tugas-tugas keorganisasian”, ungkapnya. Disamping itu, ia juga
mengingatkan dalam merawat keberagaman di kampus multikultural butuh pedekatan
yang inklusif agar pemahaman akan perbedaan yang ada bisa dipahami secara
komprehenshif, termasuk memahami sumber daya alam kita yang akan kita
diskusikan ini”, lanjut Dosen
Matakuliah Jatidiri Kanjuruhan asal
Sampang.
Dalam kesempatan itu, Gubernur Pakramadara, Moh. Basri
menuturkan “pelantikan ini
sebagai bentuk pengukuhan terhadap organisasi sekaligus bedah film yg lagi
viral akhir-akhir ini. Film yang mengisahkan tentang Eksploitasi alam dan
tentang perampasan tanah yang mengundang duka dan kesedihan pada masyarakat ini
perlu dibedah dari berbagai sisi, baik sisi politis, ekonomi, dan pencemaran
lingkungan”, imbuh mahasiswa
asal Sumenep ini.
Lanjut Basri, aktivis PMII ini
mengajak agar Pakramadara kedepan ikut
serta menjaga kelestarian
lingkungan, kekayaan alam, dan merawat kebudayaan sebagai bentuk tanggungjawab
moral mahasiswa atas kegelisan yang tengah dialami masyarakat.
Dalam sesi bedah
film, Vinus sapaan akrab Wakil Dekan FEB ini menyampaikan, “kita
menangis melihat kondisi bangsa Indonesia, yang kondisinya masih jauh dari rasa
keadilan, karena pemanfaatan SDA masih dinikmati oleh segelintir orang,
sedangkan yang lainnya menderita, dan bahkan kena dampak buruk dari ekploitasi
SDA tersebut. Eksplorasi SDA Indonesia masih jauh dari harapan konstitusi UUD
45, pasal 33 yang semestinya kekayaan alam Indonesia dikuasai oleh negara dan
dimanfaatkan sebesar-bessrnya untuk kemakmuran rakyat”, ungkap perempuan asal Banyuwangi.
Hal senada juga diungkapkan,
Aktivis FNKSDA, “Penguasaan
SDA Indonesia yang dinikmati oleh segelintir orang ini sudah mengakar di
Indonesia menjadi sistem oligarki. Penjeratan yg bersifat jebakan ‘syaitan’ regulasi
pengelolaan SDA Indonesia sudah berlangsung sejak awal sehingga Indonesia sulit
lepas dr cengkraman kepentingan tersebut”, tegasnya.
Lanjut pria asal Pamekasan, “Kerusakan ekologi lingkungan
akibat ekploitasi SDA Indonesia sudah terjadi hampir merata dibumi Nusantara
ini. Ia, mengajak kaum muda bangkit melawan cengkraman oligarki dalam
penguasaan SDA ini untuk segelintir orang, jangan berdiam diri, minimal kita
melawan dalam bentuk menandingi diskursus mereka yang selama ini menjebak atas
nama kepentingan rakyat”,
himbau Pria yang juga aktivis PMII Kota Malang. (mr.dont)